appearance Ira

Kamis, 03 September 2009

Pengkhianatan Intelektuil

Pengkhinatan intelektual adalah cerita klasik kejahatan kaum terdidik.
Ini terjadi dimanapun tanpa terkecuali.

Di Indonesia, pengkhianatan paling menojol adalah pada kejahatan
ekonomi. Masih tajam diingatan bagaimana Mafia Berkeley dengan
privilege pengetahuan yang dimilikinya memporak-porandakan
perekonomian bangsa. Menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa
terbenam dalam kejahatan korupsi tanpa bandingan. Jargonya: “Teori neo
klasik!”

Atas nama pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, kekayaan alam yang
dimiliki digadaikan. Atas nama pertumbuhan dan kestabilan ekonomi
seluruh akses untuk mendapatkan kebenaran dibungkam. Atas nama
pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, berbagai kontrak karya, kontrak
hutang, dan kontrak-kontrak lainnya ditandatangani tanpa pernah tahu
seberapa besar manfaatnya buat rakyat. Disini, jalinan korupsi disulam
melalui tangan-2 intelektual anak negeri berkolaborasi dengan para
bromocorah pengeruk kekayaan sumber daya alam lintas negara.

Semua ini untuk pertumbuhan ekonomi siapa? Untuk kestabilan ekonomi
siapa? Siapa yang sejahtera? Apa manfaat yang bisa dinikmati oleh
rakyat kecil atas ilmu pengetahuan yang dimiliki para intelektual?
Mafia Berkeley adalah cerita tragis pengkhinatan inteletual dalam
kejahatan ekonomi.

Tapi tidak usah bersedih, di Cile nun jauh disana para intelektualnya
yang tergabung dalam Chicago boys, juga menggunakan jargon neo klasik,
menghancurkan bangsanya. Jadi, kita tidak sendiri…

XXX

Semua sudah terjadi. Tapi pepatah “nasi telah menjadi bubur” tidak
berlaku disini. Biarlah para generasi dulu pernah melakukan
pengkhianatan intelektual. Tapi saat ini, seharusnya tidak ada lagi
tempat buat pengkhianatan intelektual. Saatnya intelektual tahu kemana
berpihak. Pada kebenaran. Pengabdian pengetahuannya buat kesejahteran
rakyat, bukan untuk memuaskan kepentingan-kepentingan korup segelintir
orang yang akan menghancurkan kita semua…

Saatnya zero tolerance terhadap korupsi dimanapun berada dan sekecil
apapun ditegakkan. Dan jadikanlah nurani sebagai batas untuk
menentukan apa yang benar dan apa yang salah. Dan gunakan pengetahuan
untuk menegakkan yang benar tanpa kompromi with all cost in any
circumstance…

Semoga para intelektual tahu persis kemana mereka berpihak…

Samuel © 2008. Design by :Samuel-white Sponsored by: Bida Marketing Centre